Jumat, 16 September 2016

Resiko yang Terjadi saat melihat Penjamasan Pusaka Sunan Kalijaga dengan Mata Terbuka

Hasil gambar untuk Jamasan Pusaka Sunan Kalijaga:

Beberapa ribuan orang dari beberapa daerah Indonesia memadati kawasan Kadilangu, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, untuk menyaksikan prosesi penjamasan pusaka Keris Kiai Tjrubuk dan Rompi Ontokusumo peninggalan Sunan Kalijaga, Senin (12/9/2016).
setiap tahunnya bertepatan dengan Hari Raya Iduladha, ritual pensucian pusaka keramat tersebut dilakukan oleh TrahSunan Kalijaga .
Nama asli Sunan Kalijaga yaitu  Raden Sahid yang begitu kuat melestarikan budaya Jawa serta gencarnya syiar agama Islam membuat ia dikenal hampir di semua kalangan masyarakat jawa tengah.
Raden Sahid juga sudah termasuk sebagai bagian dari Walisongo.
Raden Agus S, yaitu Cucu dari Sunan Kalijaga mengatakan bahwa tradisi penjamasan pusaka tersebut merupakan wasiat dari Sunan Kalijaga untuk mensucikan pusaka kesayangannya itu.
"Beliau sebelum meninggal dunia berwasiat bahwa. "Agemanku besuk yen wis dikeparengake sowan ingkang Maha Kuwaos, salehno ning duwur peturonku."
"Kajaba kuwi sawise aku kukut, agemanku jamasana (Jika aku sudah meninggal dunia, pusakaku letakkan di atas pusaraku. Selain itu, setelah aku meninggal, jamasilah pusakaku - Red). Pesan itu akan kami laksanakan dengan baik," katanya.
Tim penjamas meracik khusus media yang digunakan untuk menjamas kedua pusaka Sunan Kalijaga. Berupa perpaduan minyak kelapa, minyak cendana dan minyak melati.
Pelaksanaan jamasan berlangsung sakral. Satu per satu tim penjamas yang berjumlah tujuh memasuki cungkup makam.
Selanjutnya, pusaka yang berada di dalam cungkup gedong makam Sunan Kalijaga itu dijamas menggunakan minyak khusus.
Uniknya, ketujuh penjamas melakukan ritual ini dengan mata terpejam. Mereka dilarang melihat dengan mata telanjang wujud pusaka Sunan Kalijaga.
"Beliau berpesan saat menjamas tidak boleh melihat pusaka. Karena dipercaya dapat mengakibatkan kebutaan. Guru Panembahan memilih siapa yang menjadi tim penjamas," ungkapnya.
Malam sebelum jamasan, Lembaga Adat Kadilangu (LAK) menggelar tradisi 'Nasi Ancakan'. Nasi yang dibungkus daun jati dan diletakkan di atas ancak bambu atau anyaman bambu ini berisikan gudangan, kuah sayur, serta irisan daging.
"Dahulu banyak sekali orang berjalan kaki yang ingin menyaksikan Tradisi Jamasan. Karena belum ada transportasi, mereka pastinya menginap. Karena merasa iba, maka dari trah keturunan Sunan Kalijaga bersodakoh menyediakan nasi," terangnya.

0 komentar:

Posting Komentar

www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net